Senin, 29 Juni 2015

Dinamika Hubungan AS&Uni Eropa pra PD I - Sekarang

Kelompok 1 kelas C Tema: Amerika dan Europe
"Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat Marshall Plan Terhadap Eropa." by alfredhaHI.blogspot.com
"Hubungan AS-Eropa Setelah Terbentuknya Uni Eropa." by dnrtrianggita.blogspot.com 
"Hubungan Amerika dengan Eropa Pasca Containment Policy." by Ratna-anjani-saraswati.blogspot.com
"Kerjasama Keamanan Amerika Serikat dengan Eropa Dalam Menanggulangi Terrorisme." by akmalrouf.blogspot.com
"Kerjasama AS dan Eropa dalam Program Nuklir Iran." by pgas-anjas.blogspot.com

Dinamika Hubungan AS & Uni Eropa pra PD I – Sekarang
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Amerika Serikat dan Eropa merupakan negara yang dikenal sebagai negara Super Power bahkan pada masa Perang Dunia I sampai sekarang. Sebelum ada peristiwa Perang Dunia 1, di Eropa telah banyak terjadi perselisihan antar negara. Perselisihan tersebut yakni antara negara Jerman, Austria, Hongaria dan Italia yang membentuk triple alliance dan negara Perancis, Inggris dan Rusia yang membentuk triple entente. Amerika Serikat mulai  mengambil peran dengan bersikap netral. Tetapi sikap ini gagal yang akhirnya membuat Amerika Serikat mengambil alih kepemimpinan blok sekutu dari Perancis. Sikap netral Amerika gagal karena runtuhnya Ballance of Power di Eropa, ada penyerangan Lusitania serta keluarnya Rusia dari blok sekutu pada 1917. Nasionalisme, industrialisme, dan imperialisme pada saat itu membuat semakin panas suasana.
            Perang Dunia I ini berlangsung selama 4 tahun yaitu pada tahun 1914-1918. Perang Dunia I akhirnya dimenangkan oleh blok sekutu.  Berakhirnya Perang Dunia I diakhiri oleh adanya Perjanjian Versailles pada 28 Juni 1919. Dengan terjadinya Perang Dunia I, dampak yang ditimbulkan antara lain Jerman kehilangan daerah jajahan, angkatan bersenjata berkurang, memberi kompensasi pada negara sekutu atas kerusakan akibat perang dan banyaknya korban jiwa serta finansial yang tak sedikit.
Dampak Perang Dunia 1 meninggalkan krisis pada tahun 1919-1939 dengan terpuruknya ekonomi dunia dan bergesernya sistem demokrasi ke cenderung diktator. Peristiwa ini biasa dikenal dengan nama Krisis 20 tahun.
Perang Dunia II dilatarbelakangi dengan munculnya fasisme di Italia oleh Mussolini, NAZI di Jerman oleh Hitler, dan fasisme militer di Jepang oleh Tenno Meiji. Suasana diperparah lagi dengan Hitler yang menghancurkan perjanjian Versailles dan mengembangkan industri persenjataan Jerman. Perang Dunia 2 memuncak saat Jerman meyerang Polandia pada tahun 1939 yang kala itu Polandia dibantu Inggris dan Perancis. Serta Jepang yang membom pangkalan laut milik Amerika Serikat di Pearl Harbour.
            Akhirnya Amerika Serikat pun ikut perang lawan blok poros yaitu Jerman, Italia dan Jepang. Pada saat itu Amerika Serikat yang tergabung denga blok sekutu bersama Uni Soviet dan negara Eropa lain. Perang dunia 2 ini akhirnya dimenangkan oleh blok sekutu. Dampak adanya perang ini yaitu Berlin yang dikuasai oleh Uni Soviet yang membuat bersatunya Jerman Barat dan Jerman Timur dan pengeboman kota Nagashaki dan Hiroshima di Jepang oleh Amerika Serikat yang menyebabkan Jepang menyerah tanpa syarat. Pada periode ini disebut juga The End of Empire. Runtuhnya imperialisme pada abad 20 dengan perubahan mendasar dalam politik dimana menandakan berkurangnya kepemimpinan Eropa sebagai wasit dalam berbagai kejadian dunia (Scott, Len ,2001).
Konstelasi perang pada Perang Dingin adalah munculnya sistem bipolar dimana pada saat itu aktor yang mendominasi adalah Uni Soviet dan Amerika Serikat (Jackson and Sorensen,2009:67). Perang dingin terjadi karena adanya adu 2 kekuatan (bipolar) antar keduanya yang sama-sama kuat. Perang Dingin memiliki karakteristik persaingan antar ideologi (Crockatt,2001).
B.     Rumusan Masalah
  Bagaimana pasang surut hubungan AS & Uni Eropa pra PD I – sekarang?

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Perang Dingin
Doktrin Truman
Doktrin Truman adalah kebijakan yang ditetapkan oleh Presiden AS Harry S. Truman pada 12 Maret 1947 yang menyatakan bahwa AS akan mendukung Yunani dan Turki dengan bantuan ekonomi dan militer untuk mencegah mereka jatuh ke dalam lingkup Soviet. Truman menyatakan bahwa doktrin “kebijakan Amerika Serikat untuk mendukung masyarakat bebas yang mencoba melawan penaklukan oleh minoritas bersenjata atau oleh tekanan luar.
Marshall Plan
Marshal Plan atau ERP (Program Pemulihan resmi Eropa) adalah program besar-besaran untuk membantu Eropa di mana Amerika Serikat memberikan dukungan keuangan untuk membantu membangun kembali ekonomi Eropa setelah akhir Perang Dunia II dalam rangka memerangi penyebaran komunisme di Uni Soviet. Tujuan dari Amerika Serikat untuk membangun kembali perang-wilayah yang hancur, menghilangkan hambatan-hambatan perdagangan, memodernisasi industri, dan membuat Eropa makmur lagi. Marshall Plan adalah salah satu elemen pertama dari integrasi Eropa, karena menghapus hambatan perdagangan dan mendirikan lembaga untuk mengkoordinasikan ekonomi pada tingkat benua-yaitu, merangsang rekonstruksi total politik Eropa Barat.

Perseteruan NATO dan Pakta Warshawa
Setelah Perang Dunia II usai, Uni Soviet mengalami penguatan otoritas yang cukup berarti dengan terbentuknya kerjasama diplomatik dengan 52 negara. Peranan penting Uni Soviet pasca PD II adalah keikutsertaannya memprakarsai berdirinya PBB pada tahun 1945 bersama dengan kekuatan anti-Fasis lainnya. Pada tahun 1949 Jerman, sebagai Negara yang kalah perang dipecah menjadi 2 bagian meliputi: Jerman Barat, Jerman Timur, dan ibukotanya Berlin dibagi menjadi 4 bagian. Pada tahun tersebut AS dan sekutu-sekutunya membentuk NATO (Pakta Pertahanan Atlanti Utara) sedangkan Uni Soviet membentuk SEV atau Dewan Kerjasama Ekonomi Negara-negara Sosialis. Pada tahun 1955 untuk mengimbangi kekuatan NATO, Soviet membentuk Organisasi Perjanjian Warshawa (OWD) atau lebih dikenal dengan Pakta Warsawa.

B.     Pasca Perang Dingin
Kedua negara super power (AS&Soviet) akhirnya menyadari bahwa hubungan antar keduanya sudah sangat panas, oleh karena itu mereka ingin mengurangi ketegangan yang ada. Sehingga sejak 1970-an hubungan antarnegara dunia mulai membaik dan ketegangan dalam perang dingin mulai berkurang. Pengurangan ketegangan terhadap pihak yang bertikaidisebut Detente.
C.    Dampak positif dan negative Perang Dingin:
 Dampak positif:
1.      Munculnya negara super power, maka perekonomian dunia banyak dikuasai oleh para pemegang modal. Mereka saling berlomba untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya dengan cara menginvestasikan modal mereka ke negara-negara berkembang yang upah buruhnya masih relatif rendah.
2.      Muncul dan menyebarnya isu-isu HAM yang mulai mengglobal.
Dampak negative:
1.      Dengan adanya senjata nuklir yang dikembangkan secara pesat oleh kedua negara, maka masyarakat dunia mengalami ketakutan yang luar biasa akan adanya kemungkinan perang nuklir yang sebenarnya oleh kedua negara yang bersengketa itu. Amerika kemudian menandatangani terbentuknya NATO. Ini adalah suatu organisasi pertahanan yang kira-kira menyetujui tentang perjanjian bahwa apabila salah satu negaranya diserang maka dianggap sebagai serangan terhadap NATO.
2.      Dibangunnya tembok berlin di Jerman sebagai batas antara Jerman Barat dan Jerman Timur. Negara ini mengalami perpecahan karena adanya 2 paham yang berbeda berlaku di negara ini, yaitu paham liberal yang dianut Jerman Barat dan paham komunis yang dianut Jerman Timur.

BAB III
KESIMPULAN
Amerika Serikat dan Eropa merupakan negara yang dikenal sebagai negara Super Power bahkan pada masa Perang Dunia I sampai sekarang. Sebelum ada peristiwa Perang Dunia 1, di Eropa telah banyak terjadi perselisihan antar negara. Perselisihan tersebut yakni antara negara Jerman, Austria, Hongaria dan Italia yang membentuk triple alliance dan negara Perancis, Inggris dan Rusia yang membentuk triple entente.
Konstelasi perang pada Perang Dingin adalah munculnya sistem bipolar dimana pada saat itu aktor yang mendominasi adalah Uni Soviet dan Amerika Serikat (Jackson and Sorensen,2009:67). Perang dingin terjadi karena adanya adu 2 kekuatan (bipolar) antar keduanya yang sama-sama kuat. Perang Dingin memiliki karakteristik persaingan antar ideologi (Crockatt,2001).
Perang Dingin merupakan sebuah perang ideologi yang dilakukan oleh dua kekuatan besar dengan melibatkan beberapa negara-negara di dunia, terutama di Eropa. Hal ini sebagai akibat dari kemenangan yang diperoleh dua negara adidaya pasca Perang Dunia II. Kemudian dari kemenangan tersebut membuat kedua negara adidaya tersebut bersaing karena ingin menjadi negara yang terkuat di dunia. Maka dari itu kedua negara adidaya ini berseteru untuk memperebutkan pengaruhnya di Eropa baik secara kekuatan fisik maupun ideologi. Selanjutnya , konflik ini meruncing menjadi sebuah perang yang hampir merugikan umat manusia dengan adanya isu penggunaan nuklir tetapi dalam perjalanannya ternyata lebih mengutamakan ideology sebagai alat untuk menguasai dunia. Bagi negara – negara Eropa perang tersebut menjadikan pelajaran yang penting karena dampaknya menjadikan negara – negara Eropa mengarah kepada sebuah usaha penyatuan dan berusaha memajukan negaranya, meskipun secara motil dan materil juga merugikan negara – negara di Eropa.

REFERENSI
Crockatt, R. (n.d.). The End of The Cold War. Baylis.
Hidden Agenda; US/NATO Takeover of Yugoslavia. (n.d.).
Jurnal Kajian Wilayah Eropa. (n.d.).
Mason, J. W. (n.d.). The Cold War. London.
Scott, L. (n.d.). International History 1945-1990. Baylis.
The Global War. (n.d.). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar